Aku dan Hobiku
Tenda dan motor kami sewaktu berkemah di Camping Ground Bugel Camara, Pandeglang, Banten. |
Dua tahun terakhir ini aku sedang dalam mode sok sibuk. Sampai-sampai hampir tidak pernah melakukan hal yang kusebut sebagai hobiku. Menjahit, crafting, membaca buku. Semua sudah jarang kulakukan. Bukannya tidak suka lagi, tetapi mungkin prokrastinasi penyebabnya.
Aku mau dan sangat ingin melakukannya sayangnya seperti tidak punya energi untuk melakukannya. Sedangkan, aku selalu ingin hasilnya sempurna. Alhasil tiap kali aku memulai menjahit misalnya, aku selalu mendedel jahitan yang menurutku kurang sempurna. Tentu saja aku jadi lebih kehabisan energi dan minat untuk terus melakukannya. Ditambah karena mesin jahit lama sedang rusak dan mesin jahit baru belum pas pengaturannya. Jadi semakin membuatku senewen. Selanjutnya bisa ditebak, aku punya banyak unfinished object di lemari craftku.
Membaca buku pun begitu, kegiatan yang sebelumnya membuatku asyik dan tenang sekarang ini tidak berhasil membuatku duduk diam. Saat sedang membaca buku A aku memikirkan buku B. Saat mulai duduk menjahit, aku tiba-tiba ke dapur membuat sesuatu atau membuka gawaiku. Pikiranku melompat-lompat tak terarah.
Jadi, apakah semua hal yang kusukai itu masih tetap boleh kusebut sebagai hobiku? Yaahh.. Siapa yang akan melarang? Hahaha.. Aku toh masih menyukai hal-hal tersebut. Hanya saja aku sedang butuh hal lain sekarang.
Hal lain yang sekarang kusebut sebagai hobi baruku ialah berkemah. Berkemah membuatku bisa santai sejenak. Menghirup udara segar, menikmati pemandangan indah dan suasana baru. Membuatku memiliki definisi rasa syukur yang baru.
Rasa syukur baru seperti apa? Yah.. sebenarnya bukan hal baru sih. Hanya saja saat di rumah, ketika aku melihat hal-hal menyebalkan di sekitar kita atau di media sosial, aku merasa ingin rasanya pindah ke negara lain. Sebal pokoknya! Akan tetapi, ketika aku berkemah, aku melihat Indonesiaku sangatlah indah. Alamnya, langitnya, begitu mempesona. Aku bertemu orang-orang sederhana yang ramah menyenangkan. Kalau aku pergi jauh, aku pasti akan merindukannya.
Aku juga jadi semakin mensyukuri keluarga kecilku. Di waktu kami berkemah obrolan terasa lebih intim, lebih akrab. Entah karena suasananya yang syahdu, membuat perasaan lebih terbuka untuk kehangatan. Atau mungkin juga karena tidak banyak hal yang mendistraksi, jadi kami lebih fokus satu sama lain. Rasanya cinta kami pun jadi semakin bertambah.
Benar juga kata Ibu mertuaku sewaktu aku curhat padanya: "Jalan-jalan Mbak, keluar rumah. Helai-helai rambut terkena angin dan sinar matahari, hati jadi lebih bahagia." Terima kasih ya Bu.
Sepulang dari berkemah, hati dan pikiran segar kembali. Apalagi ketika sampai di rumah lalu mencoba menjahit, mesin jahit baru tidak ngambek lagi hati jadi riang sekali. Ditambah, tiba-tiba ada pesanan jahitan saat mood sedang bagus. Puji Tuhan! Kalau kamu, apa hobimu saat ini?
* Minggu 1 Seru-seruan menulis bersama Group Kolaborasi Nulis & Ngeblog Itu Asyik!
Tema: Hobbyku
Kami juga menyempatkan diri menghirup angin luar dalam waktu lama, tapi bukan berkemah. Kami touring. Asyik melihat berbagai daerah baru, masyarakat yg baru, blusukan ke jalan2 kampung... Weh pokoknya asyik. Hobby itu memang bisa membuat hidup lebih hidup!
ReplyDeleteSeru ya.. Aku belum pernah touring. Tapi kadang kami motoran ke kampung-kampung dan ladang di belakang perumahan kami yang masih asri. Menyegarkan mata haha..
DeleteKalau touring berarti bareng-bareng bersama rombongan atau komunitas gitu ya?