Asyiknya Mengecat Rumah Sendiri
Beberapa hari ini aku sibuk mengecat ruang depan yang rencananya mau dipakai jadi kamar putriku. Putriku sudah umur 6 tahun Tapi sampai saat ini masih menolak untuk tidur sendiri. Makin hari makin lengket sama bundanya, bahkan kalau tengah malam aku sibuk melakukan sesuatu seperti menulis , atau memasak atau apapun , dia akan bangun dan sedih . Bahkan dia nggak mau ayahnya ikutan tidur di kamar karena mulai terasa sempit.
Aku pikir, hal ini nggak bagus juga untuk psikologisnya dan untuk kami semua. Jadi mulailah aku menyicil membuatkan kamar untuknya. Kebetulan dia juga mulai bosan dengan suasana rumah yang memang mulai terasa sumpek karena banyaknya coretan di dinding hasil 'karya seninya'.
. “ Bunda, yuk
kita beres-beres dan buat rumah kita jadi baru .” Selalu itu yang dia katakan. Banyak sekali rencana yang ia katakan tentang "membuat rumah menjadi baru ". Aku senang mendengarnya merencanakan ini itu layaknya interior designer cilik.
Aku pikir, akupun butuh suasana baru untuk memperbaiki mood yang akhir-akhir ini naik turun. Jadi,aku mengajak Alexa ke toko bangunan dan melihat adakah warna yang dia inginkan untuk cat kamar barunya.Ternyata dia sangat antusias meskipun sambil meyakinkanku bahwa dia nggak akan tenang tidur di kamar sendirian. Dia bahkan berencana menyiapkan 2 bantal di kamar baru, satu untuk Bunda dan satu untuknya katanya.. hahaha..
Mungkin banyak yang sudah tahu caranya mengecat dinding , tapi mungkin saja banyak juga yang belum tahu. Jadi, di post berikutnya aku akan membuat tutorial cara mengecat dinding. Sebenarnya tujuanku menulis ini selain sebagai pengingat kalau nanti aku ingin mengecat dinding lagi tapi aku lupa caranya. Juga terutama untuk menyimpan kisah ini sebagai kenangan. Seperti kata Cece Guru Maria dan Kak Irai , “ Mengawetkan Pikiran “ 😊 Suatu hari nanti aku berharap anakku akan membaca tulisan-tulisanku ini dan membuatnya tersenyum. Aku berharap ini akan menjadi warisan yang berharga untuknya.
Hari itu Alexa begitu senang boleh memilih warna cat yang dia suka. Dia memilih cat warna pink "Good Fortune" dari Nippon Paint. Sampai kutanya berkali-kali apakah dia yakin memilih warna itu. Dan jawabannya begitu mantap hihi.. Agak mengherankan dia nggak memilih warna yang lebih cerah.. Tapi aku cukup suka dengan pilihan warnanya.
Sepulang dari toko, aku mulai mencari tahu caranya mengecat supaya hasilnya memuaskan. Mulai dari menggosok dinding yang penuh coretan . Hasil penelusuranku nggak begitu memuaskan sih , karena yang keluar kebanyakan adalah cara membersihkan coretan pada dinding tanpa perlu mengecat ulang blablabla.. Sudah mencoba cara-cara itu tapi hasilnya masih kurang memuaskan, beberapa coretan masih nampak jelas. Kuatir nanti coretannya berbayang , aku kembali lagi ke toko bangunan tadi. Untungnya Mas Pramuniaga begitu komunikatif, semua informasi yang aku inginkan dijelaskan dengan detail.
Untuk mengecat dinding dengan cat lama yang masih bagus dan perbedaan warnanya nggak terlalu mencolok atau menggunakan warga netral , tidak apa-apa jika nggak menggunakan cat dasar. Lapisan cat minimal 2 kali, bisa sampai 3 kali lapisan kalau mau hasilnya benar-benar sesuai dengan katalog. Karena cat Nippon Spotless Plus ini harganya lumayan bagi kantongku, kayaknya kalau sampai harus 3 kali lapisan kok rugi ya.. jadi aku pilih pakai cat dasar saja. Sekalian biar yakin deh kalau coretannya akan tertutupi dengan sempurna.
Kenapa sih nggak pakai tukang aja ? "Wanita 'strong' nih mengecat rumah sendiri".. Hehehe.. mengecat nggak perlu tenaga yang besar kok kecuali bagian mengelupas cat lama yang menggembung dan lembab.. huft.. Jadi label wanita strong karena mengecat sendiri agak kurang tepat. Yang benar adalah 'wanita irit ' hehehe.. iya loh ongkos tukang di sini sekitar 150 ribu perhari .Lumayan kan..? Selain itu aku penasaran dengan prosesnya yang sepertinya mudah.. Dan ternyata memang mudah dan mengasyikkan malah. Hasilnya benar-benar memuaskan dan membanggakan.
"Wahh.. warnanya benar-benar cantik , Bunda !!" serunya girang. Wajahnya benar-benar senang. Dia bilang "Ini kamar Alexa, jadi barang-barang Bunda dan Ayah nggak boleh ada yang di sini " . Padahal sebelumnya dia yakin nggak bakalan mau tidur sendiri.
Dan aku malah jadi ketagihan melakukannya lagi. Esok harinya aku membeli cat lagi untuk mengecat ruangan lainnya , sekalian juga cat untuk pintu dan jendela. Haduhh.. jebol dompetku ..huhu.. kapan jajan skincare nih.. hihi..
Nongkrong di atas tangga bersama Bayi (kucing) sehabis membantu menggosok dinding |
mengecat tembok itu... sangat menyenangkan! Hahaha.... ngecat dan nge-cat itu hobbyku
ReplyDeleteIya.. Ngecat sangat menyenangkan ternyata..Nagih..! kalau nge-cat sudah pasti hahaha..
DeleteAsyikk banget yaa ak blm pernah coba hehee
ReplyDeleteAsyik bangett Mbak.. Yuk coba.. :)
DeletePetang Mbak Lovicha,
ReplyDeleteMenarik ceritanya. Sudah mengalir lancar. Enak dibacanya. Halaah, enak, hahah, emang kue ya? Hanya perlu lebih memperhatikan ejaannya pada tulisan yang akan datang. Mbak punya bakat bagus untuk menulis. Teruskan ya? Jangan ditinggal dan dianggurin. Perbaiki terus mutu tulisannya, biar naik kelas.
Ok, Mbak, tidak banyak yang perlu saya ulas. Terus menulis!
Terima kasih ulasannya Kak Irai. Asyikk.. Amin.. Semoga semangatnya tambah menggebu setelah ini.. Terima kasih banyak Kak Irai..
DeleteAsyikk.. aku juga pernah coba cat lemari baju... rasanya menyenangkan melihat area yang dicat jadi cantik kembali ..:-)
ReplyDeleteYup.. memuaskan ya .. :) Bikin happy .
DeleteNah ini aku banget mba. Kayaknya bakalan sering DIY home deh wkwkkww. Secara ngecat pake tukang emang jatuhnya mahal ya. secara gitu doang ya hahahahaha.
ReplyDeleteIya kaaan.. hahahaha.. mana tukang kalau nggak itungguin suka asal-asalan lagi..
DeleteSuka dengan ide dan cerita ini, meninggalkan kenangan manis tak terlupakan.
ReplyDeletePuji Tuhan.. Terima kasih Mbak Annie
DeletePasti akan jadi cerita seru buat Alexa saat dia besar nti nih..dan akan terinspirasi oleh ke mandirian Bunda nya😊
ReplyDeleteSemoga.. Amin.. Mengukir memori indah sejak dini.. Thanks sudah berkunjung Mbak Miranda..
Delete